Menu

Ngobrolin Crowdfunding di Ngopi Cakep Seri #DiversifiAksi Pendanaan OMS

8 Juni, 2023

Akhir bulan lalu, Tim Re.Search baru saja kembali mengadakan kegiatan Ngopi Cakep dengan topik crowdfunding bagi organisasi masyarakat sipil (OMS). Kegiatan Ngopi Cakep ini dihadiri dengan 2 pembicara, yaitu, Alvi Anugrah selaku Partnership & Implementation Senior Manager dari Kitabisa.com dan Sri Indiyastutik selaku Fundraising Director dari YAPPIKA-ActionAid.

Galang dana, donasi publik, urun dana, dan lain seterusnya, merupakan sekian dari istilah yang kita gunakan untuk menjelaskan crowdfunding dalam Bahasa Indonesia. Pembicara dari YAPPIKA-ActionAid menjelaskan bahwa ada 3 jenis donasi publik, yaitu: digital fundraising, face-to-face fundraising, dan merchandise. Di artikel ini, OMS bisa mencari tahu macam-macam #DiversifiAksi lewat crowdfunding—apa mekanisme ini sesuai dengan organisasi, jika iya, selanjutnya Anda bisa memilih cara yang paling sesuai!

Digital Fundraising

Digital fundraising merupakan bentuk crowdfunding di ranah digital, salah satunya seperti Kitabisa.com sebagai platform penggalangan dana online. OMS yang ingin memulai crowdfunding bisa menyiapkan dan menggunakan online platform sendiri, atau, bisa menggunakan layanan platform dari pihak ketiga.

Bagi OMS yang ingin melakukan crowdfunding melalui online platform sendiri, perlu persiapan dengan amat matang. Seperti menyediakan layanan mudah akses dan dipahami oleh masyarakat yang ingin berdonasi, Selanjutnya, OMS juga harus transparan dan runut dalam memberikan informasi mengenai pemanfaatan donasi sesuai dengan isu yang mereka kampanyekan. Karena crowdfunding menjadi salah satu perpanjangan tangan OMS menyebarkan misi sekaligus sumber pendanaan, maka OMS harus dapat memastikan akuntabilitas dan transparansi saat mengadakan crowdfunding.

Jika menggunakan layanan dari pihak ketiga, rekomendasi dari kami adalah memastikan akuntabilitas dan transparansi dari pihak platform. Seperti, penyediaan informasi biaya operasional layanan—dari berapa besar jumlahnya hingga rincian utuh mengenai kemana dan digunakan untuk apa biaya tersebut. Informasi ini perlu OMS ketahui sejak awal memulai crowdfunding dengan bantuan layanan pihak ketiga, agar menjamin transparansi perolehan sumber pendanaan.

Kemudahan dari OMS menggunakan digital fundraising adalah: masyarakat dapat berdonasi kapanpun dan terdapat opsi donasi tidak rutin (one-time donation). Dampaknya, ini bisa menjangkau banyak pihak untuk berdonasi sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka saat itu.

Face-to-Face Fundraising

Metode penggalangan dana selanjutnya face-to-face fundraising. Sebagai metode andalan banyak NGO, terutama NGO internasional, face-to-face fundraising bisa jadi sumber crowdfunding paling stabil dan berkelanjutan.

Ciri khas dari crowdfunding ini adalah donasi rutin dari masyarakat yang menjadi donatur. Jika OMS ingin menggunakan jenis crowdfunding ini, maka OMS perlu berinvestasi cukup besar karena metodenya masih sangat konvensional. Seperti persetujuan tertulis secara resmi dengan tanda tangan karena kegiatan donasi dilakukan secara rutin. Lalu, OMS perlu melibatkan banyak sumber daya manusia sebagai campaigner dan mengeluarkan biaya infrastruktur. Selain itu OMS harus menjamin keamanan data masyarakat yang berdonasi rutin, sebab informasi yang diberikan lebih lengkap dan riskan.

Merchandise Crowdfunding

Terakhir adalah crowdfunding melalui merchandise. Merchandise ini bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa dengan menjual printilan langsung dari OMS itu sendiri, atau, berkolaborasi dengan perusahan for-profit yang memang menjual produk serupa dengan merchandise tersebut dan sekaligus menyebarluaskan kampanye sosial yang OMS angkat sebagai misi.

Biasanya, usaha OMS dengan cara crowdfunding ini menggunakan keuntungan penjualan merchandise sebagai sumber pendanaan. Bagi OMS yang berkolaborasi dengan pihak lain dalam penjualan merchandise, terdapat macam-macam pembagian keuntungan untuk operasional OMS. Ada keuntungan sepenuhnya diberikan pada OMS, ada pula yang hanya sebagian keuntungan (misal, 10%, 20%, dan sebagainya) tersalur pada OMS.

Salah satu kolaborasi OMS untuk merchandise crowdfunding yang rutin berjalan hingga saat ini adalah kerjasama antara UNICEF dan salah satu jenama rumah mode. Mekanisme kolaborasi sudah berlangsung sejak tahun 2016, yaitu, setiap pembelian merchandise maka pembeli juga berdonasi sebesar USD 100 ke UNICEF. Crowdfunding ini juga menjelaskan secara detail alokasi dari tiap donasi—untuk apa, siapa, dan di mana saja.Dari ketiga jenis crowdfunding yang OMS bisa lakukan, memilih jenis apapun dalam menarik donasi publik merupakan kegiatan jangka panjang. Salah satu pembicara di Ngopi Cakep pun menyatakan perlu “menginvestasikan” waktu setidaknya 3 tahun agar OMS dapat melihat progres dari #DiversifiAksi lewat crowdfunding. Dengan demikian, crowdfunding bisa menjadi salah satu alternatif pendanaan yang OMS bisa terapkan secara bersamaan dengan jalur #DiversifiAksi lainnya, mengikuti kebutuhan OMS berdasarkan efektivitas dan kesesuaian target waktu yang direncanakan.

Share this page

facebook twitter linkedin whatsapp messenger telegram gmail outlook email

cross