Menu

Kenali Lebih Dekat Peran NGO/CSO untuk Menyejahterakan Teman Disabilitas Indonesia

3 Desember, 2023

Setiap tahun, pada tanggal 3 Desember, dunia memperingati Hari Disabilitas Internasional sebagai momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kontribusi di komunitas disabilitas. Hari ini juga merupakan kesempatan untuk merayakan prestasi dan kontribusi mereka yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan. 

Dalam upaya untuk semakin menguatkan semangat inklusi dan keadilan, peran Non Governmental Organization (NGO) dan Civil Society Organizations (CSO) di bidang disabilitas menjadi sangat relevan. Organisasi-organisasi ini memainkan peran krusial dalam menyuarakan hak-hak individu, dan menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi penuh bagi semua, tanpa memandang kemampuan fisik atau mental. Yuk, kenali beberapa organisasi berikut!

Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi (GARAMIN) NTT

Gambar 1. Logo Garamin NTT

GARAMIN NTT, atau Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi di Nusa Tenggara Timur, merupakan organisasi yang mendorong transformasi di komunitas disabilitas. Organisasi ini didirikan untuk meningkatkan pemahaman para penyandang disabilitas dan memastikan pemenuhan hak-hak mereka di berbagai sektor kehidupan. 

Fokus utama GARAMIN NTT meliputi pendidikan, pekerjaan, kesehatan, jaminan sosial, perlindungan hukum, akses informasi dan komunikasi, pariwisata, olahraga, serta akses terhadap layanan publik lainnya. Melalui jaringan luas dengan pemerintah, organisasi penyandang disabilitas, LSM lokal dan internasional, perguruan tinggi, lembaga agama, dan sektor lainnya, GARAMIN NTT menciptakan landasan inklusi yang kokoh.

Salah satu program GARAMIN untuk mendorong pemenuhan hak penyandang disabilitas, diantaranya yaitu pelatihan jurnalisme untuk merangkul dan mengakomodir kebutuhan teman-teman disabilitas dan migran yang hak-haknya belum sepenuhnya terpenuhi.

Lingkar Sosial

Gambar 2. Logo Lingkar Sosial

Lingkar Sosial (LINKSOS), berbasis di Malang, Jawa Timur, menyajikan model pemberdayaan disabilitas yang sangat inspiratif. Dengan berbagai program seperti posyandu disabilitas, kader kusta, difabel pecinta alam, omah difabel, sako inklusi, dan pokja ABK, LINKSOS memberikan kontribusi besar pada pengembangan potensi individu dengan disabilitas di berbagai sektor kehidupan. Mereka menciptakan ruang inklusif yang tidak hanya mendukung pertumbuhan individu, tetapi juga memupuk keterlibatan mereka dalam aktivitas masyarakat.

Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia

Gambar 3. Logo Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia

Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) lahir sebagai respons terhadap tuntutan global akan perlindungan dan pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas yang mengalami diskriminasi berlapis. Didirikan pada tanggal 9 September 1997 di Jakarta, HWDI adalah organisasi perempuan dengan mayoritas pengurus dan anggota memiliki berbagai ragam disabilitas, mulai dari fisik, sensorik, mental, hingga intelektual. HWDI menjadi suara yang menggema untuk memberikan perlindungan dan dukungan bagi perempuan disabilitas, memperjuangkan hak-hak mereka dalam semua aspek kehidupan.

HWDI turut aktif mengadakan kegiatan yang mendorong kesadaran masyarakat dalam pemenuhan hak-hak disabilitas, salah satu program terbaru mereka yaitu pelatihan tentang perspektif disabilitas dan bagaimana cara berinteraksi dengan penyandang disabilitas yang diikuti oleh berbagai lembaga lainnya.

Melalui berbagai inisiatif dan program yang unik, ketiga organisasi ini bukan hanya menjadi agen perubahan di komunitas disabilitas, tetapi juga menyumbangkan upaya bersama untuk menghapuskan stigma dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh individu dengan disabilitas, selain itu, tentu saja masih banyak organisasi-organisasi lain yang berfokus untuk mendorong kesetaraan bagi teman disabilitas. Mari bersama-sama kita rangkul inklusivitas dan membangun masyarakat yang lebih ramah bagi semua.

Share this page

facebook twitter linkedin whatsapp messenger telegram gmail outlook email

cross