Dalam dunia yang terus berkembang ini, para profesional keuangan dihadapkan pada tugas yang semakin kompleks, terutama dalam hal standar pelaporan keuangan organisasi non profit. Dua set standar akuntansi untuk penyajian laporan keuangan organisasi non profit yang kerap menjadi perbincangan hangat adalah PSAK 45 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang telah digantikan oleh ISAK 35 (Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan). Dalam artikel ini, kita akan membahas perubahan-perubahan dari PSAK45 menjadi ISAK 35 untuk organisasi nonprofit

Mengapa Penting untuk Mengetahui Perbedaan PSAK 45 dan ISAK 35?

Penyusunan laporan keuangan pada organisasi non profit sekarang ini merujuk pada ISAK 35. Sebelumnya organisasi non profit diatur berdasarkan PSAK 45. Namun, mulai tahun 2019 Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengganti PSAK 45 dan telah mengesahkan ISAK 35 sebagai pedoman Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Non Profit yang mulai diberlakukan pada Januari 2020.

Perbedaan Utama Antara PSAK 45 dan ISAK 35

1. Cakupan Wilayah

Perbedaan pertama yang sangat mencolok antara PSAK 45 dan ISAK 35 adalah cakupan wilayahnya. PSAK 45 adalah standar akuntansi yang diterbitkan oleh Badan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (BSAK) dan digunakan di dalam negeri. Sebaliknya, ISAK 35 diterbitkan oleh International Financial Reporting Standards (IFRS) Foundation dan memiliki cakupan internasional yang luas. Sebagian besar negara di seluruh dunia mengadopsi atau mengacu pada IFRS dalam rangka mengharmonisasi praktik akuntansi mereka dengan standar internasional.

Sebagai contoh, perusahaan yang berbasis di Indonesia yang beroperasi di luar negeri dan ingin melaporkan hasil keuangannya sesuai dengan standar internasional akan lebih memilih menggunakan ISAK 35 daripada PSAK 45. Ini memastikan bahwa laporan keuangan mereka dapat dipahami dan diterima secara global.

2. Jenis dan Format Laporan

Salah satu perbedaan yang mendasar PSAK 45 dengan ISAK 35 adalah jenis dan format laporan keuangannya, dimana dalam PSAK 45 laporan keuangan entitas nonlaba terdiri dari 4 jenis yaitu : 

1. Neraca 
2. Laporan Aktivitas 
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Sedangkan menurut ISAK 35, laporan keuangan entitas nonlaba terdiri dari 5 jenis yaitu : 

1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Penghasilan Komprehensif
3. Laporan Perubahan Aset Neto
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

ISAK 35 sendiri merupakan hasil implementasi dari PSAK 1 pada paragraf 5 yang memberikan contoh kepada entitas berorientasi nonlaba untuk melakukan penyesuaian pada deskripsi yang digunakan untuk laporan keuangan.

Keuntungan Pencabutan PSAK 45 dan Penerapan ISAK 35

Pencabutan PSAK 45 dan penerapan ISAK 35 membawa sejumlah manfaat bagi perusahaan dan profesional keuangan di Indonesia. Beberapa manfaat kunci termasuk:

1. Harmonisasi Internasional

Dengan ISAK 35 yang sesuai dengan IFRS, perusahaan di Indonesia akan lebih mudah beroperasi di pasar global dan memenuhi persyaratan pelaporan keuangan yang diakui secara internasional.

2. Peningkatan Kredibilitas

Menggunakan standar akuntansi internasional yang diterima secara luas dapat meningkatkan kredibilitas organisasi di mata investor, pemberi pinjaman, dan pemangku kepentingan lainnya.

3. Transparansi dan Perbandingan

ISAK 35 memungkinkan perbandingan lebih mudah antara organisasi Indonesia dan perusahaan internasional lainnya. Ini memberikan informasi lebih transparan kepada pemangku kepentingan dan investor.

Nah, seperti yang tertulis di atas, rupanya terdapat perbedaan yang signifikan terkait PSAK 45 yang digantikan dengan ISAK 35 dan sederet keuntungan dalam penerapan ISAK 35. Ini tentu penting untuk diterapkan oleh setiap organisasi agar dapat mempertahankan kredibilitasnya dan memenuhi persyaratan pelaporan keuangan secara internasional. Semoga artikel ini bermanfaat!