Menu

Dua Sisi Branding: Penting dan Menantang

20 April, 2022

Merancang cara pandang orang terhadap organisasi memang tidak mudah.

Kalau boleh jujur, tidak ada yang mudah ketika sedang mengurus organisasi. Hal ini juga berlaku untuk branding. Kita sadar tentang visi, misi, dan nilai yang kita punya, namun kita masih kesulitan menuangkannya dalam satu semboyan yang mudah diterima masyarakat. 

Tantangan branding bagi usaha biasa dan nirlaba sama: bagaimana mengetahui apa yang masyarakat rasakan ketika melihat nama, logo, atau semboyan kita. Apakah mereka iba, bingung, bangga, meremehkan, atau asing? Beberapa perusahaan besar berhasil memecahkan tantangan ini dengan tanda centang terkenal di sepatu olahraga atau lambang burung pada botol sampo. Bagaimana dengan organisasi nirlaba? WWF berhasil menempelkan namanya di benak kita lewat pemilihan panda sebagai maskot utama mereka.

Tantangan ini menjadi semakin terasa ketika organisasi tidak memiliki tenaga yang memiliki kompetensi mengenai komunikasi dan marketing. Topik yang tidak kita kenal ini memakan waktu dan sumber daya manusia yang tidak sedikit. Selain itu, pembelajaran dan riset yang dilakukan juga tentu tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Investasi yang besar seperti ini bisa jadi barang mahal bagi organisasi.

Meski begitu, kita juga perlu jujur bahwa branding merupakan hal yang penting. Stanford Social Innovation Review menyatakan bahwa branding mampu meningkatkan visibilitas, positioning yang menguntungkan, hingga kesadaran dari pihak target. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa organisasi, baik di tingkat internasional maupun di Indonesia.

Pada tahun 2015, Cancer Research UK mencoba meleburkan brand mereka dalam berbagai alat kampanye sosialisasi. Mereka membagi konten ke dalam bentuk yang berbeda-beda, namun memiliki pesan yang terintegrasi. Strategi ini berhasil menjangkau berbagai sasaran masyarakat. Tidak hanya itu, mereka juga mampu meningkatkan pendapatan mereka dari penggalangan dana sebanyak 4% dibandingkan tahun lalu.

Guna branding juga cukup terlihat dalam upaya LindungiHutan merangkul sebanyak mungkin komunitas. LindungiHutan dan tipografinya yang sederhana seringkali muncul bersama kaki-kaki yang berdiri di tengah hutan bakau. Hal ini membuat gambaran organisasi lingkungan terpatri di masyarakat. Bentuk kampanye ini berhasil menjangkau benak fans K-Pop untuk menjadi wadah perayaan dan derma mereka. 

Oleh karena itu, jangan sungkan menginvestasikan waktu dan tenaga kita untuk menyusun branding organisasi. Mintalah bantuan kepada badan-badan penyusun strategi komunikasi apabila hal ini dirasa sulit. Mulai kenali siapa target audiens yang bisa organisasi capai dan bagaimana komunikasi yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam lambang-lambang yang mudah diingat dan berkesan.

Share this page

facebook twitter linkedin whatsapp messenger telegram gmail outlook email

cross